Membuat robot ternyata bukan mission impposible. Robot-robot kecil yang sederhana dapat kita bangun dari kit robot, LEGO, atau bahkan komponen komputer yang sudah tak terpakai. Panduannya pun bejibun di Internet, buku-buku dan majalah.
Apakah sebuah robot mesti rumit dan supercanggih? Tidak. Yang pantas disebut robot bukan cuma ASIMO, robot perusahaan Honda yang bisa berjoget dan berbicara. Kotak beroda yang mencari sumber cahaya, berjalan mengikuti garis tertentu, atau menulis suatu kata sudah bisa kita sebut robot. Sesederhana itukah? Ya. Robot adalah segala jenis mesin dapat diprogram untuk melakukan suatu tugas tertentu. Kata "diprogram" ini sangat penting karena inilah yang membedakan robot dari jenis mesin lainnya.
Nah, karena definisi robot yang sedemikian simpel, maka hampir setiap orang bisa membuat robot jika mau belajar. Tak perlu heran kalau murid-murid SD di Jepang sudah ikut kompetisi robot. Beberapa sekolah di Indonesia pun kini mulai membuka eskul robotika. Membuat robot akan menjadi hobi dan trend baru.
Bagi kita-kita yang masih belajar, cara paling gampang untuk memulai proyek robot adalah membeli kit robot yang lengkap. So, kita tidak perlu hunting komponen satu per satu. Proyek robot kita pun akan selesai dalam waktu singkat. Sayangnya, harga kit robot di Indonesia) masih cukup mahal; rata-rata di atas 500 ribu rupiah. Kreatifitas kita pun agak terbatasi karena satu kit biasanya didesain untuk membangun satu jenis robot saja.
Salah satu kit robot yang sangat menarik dan cocok untuk belajar adalah Mechanical Insect. Di Internet, kit Mechanical Insect dijual dengan harga sekitar 500 ribu rupiah. Dalam paket itu kita sudah mendapatkan motor, gearbox dan komponen lainnya. Karena komponen elektronikanya sudah tersolder, bekal untuk merakitnya cukup obeng dan tang.
Jika dirakit dengan benar, robot berkaki enam ini bisa berjalan, dan secara otomatis akan berbalik ketika menabrak penghalang karena dilengkapi dengan saklar balik.
Jika dirakit dengan benar, robot berkaki enam ini bisa berjalan, dan secara otomatis akan berbalik ketika menabrak penghalang karena dilengkapi dengan saklar balik.
Kit robot lain yang sedikit lebih rumit adalah Robo Soccer. Harganya sekitar 1,3 juta rupiah (lihat di sini). Robot pemain bola ini didesain khusus sehingga memiliki kemampuan menangkap, menggiring, dan menendang bola. Sebuah petunjuk perakitan yang dapat dipahami oleh siswa SMP ke atas disertakan dalam kit ini.
Robo Soccer yang sudah selesai dirakit dapat melakukan aksi-aksi yang mencengangkan. Ia sanggup berlari maju dan mundur, berbelok ke kanan atau ke kiri, bahkan berputar 360 derajad. Ia juga bisa menembak bola dan mencetak gol. Semua gerakan Robo Soccer bisa kita kendalikan melalui joystick maupun remote kontrol tanpa kabel. Andai ada banyak teman yang juga memiliki Robo Soccer, kita bisa membuat turnamen sepakbola robot!
Masih banyak kit-kit robot lain yang tak kalah menarik. Ada Mini Tank, robot yang bisa mendeteksi dan memadamkan sumber api. Ada pula Sumo Bot, robot petarung, dan Hexapod Crawler, robot serangga yang dilengkapi sensor ultrasonik.
Tidak banyak orang tahu, kalau LEGO ternyata bisa dijadikan robot! Tentu bukan LEGO sembarang LEGO, tetapi jenis Mindstorms dan Mindstorms NXT yang memang didesain untuk usia 12 tahun ke atas. LEGO jenis ini dapat diperoleh di toko mainan seperti Toys R Us atau dipesan melalui Internet di link ini.
Harga LEGO Mindstorms memang tidak murah, sekitar 6 juta rupiah. Tapi kita akan memperoleh paket yang sangat lengkap untuk membuat berbagai jenis robot. Lebih dari 700 keping LEGO berbagai bentuk untuk membangun bodi robot ada dalam paket MINDSTORMS. Paket ini juga menyertakan 2 buah motor, 2 sensor sentuh, sensor cahaya, serta kabel dan konektor. Asyiknya lagi, MINDSTORMS sudah dilengkapi dengan mikrokontroler khusus yang dapat diprogram sehingga menjadi “otak” robot kita.
Di seluruh dunia, ada ribuan orang yang menggunakan LEGO untuk membuat robot. Beragam robot unik, mulai dari light finder dan line follower sederhana, robot serangga, sumo robot, hingga robot penyapu lantai sudah dibangun dengan LEGO. Sah-sah saja jika kita awalnya menyontek desain mereka. Jika sudah mahir, kita bisa berkreasi sendiri. LEGO sangat menguntungkan karena mudah dibongkar pasang tanpa merusaknya.
Kakak beradik Mario dan Giulio Ferrari dikenal di seluruh dunia sebagai pakar robot LEGO. Mereka bahkan menulis buku Building Robot with LEGO Mindstorms yang laris manis serta 4 buku lain tentang robot LEGO (versi ebook buku-buku mereka dapat dilihat di sini). Banyak kreasi robot binatang yang lahir dari tangan mereka. Salah satunya adalah Mouse, tiruan tikus yang dapat berputar-putar dan membuat kucing tertarik.
Mouse merupakan proyek robot binatang yang paling sederhana. Robot ini hanya menggunakan sebuah motor serta dua buah sensor sentuh sehingga ukurannya tetap kecil. Agar dapat “berlari”, Mouse tidak dilengkapi dengan kaki, tetapi dua buah roda belakang yang ukurannya cukup besar serta sebuah roda kecil di depan.
Meski sederhana, aksi si tikus ini benar-benar hebat. Ia dapat berjalan sangat cepat dan berbelok jika menumbuk sesuatu. Gerakan Mouse akan semakin “liar”, jika kita tambahkan sebuah motor di roda depan. Sayangnya hal itu akan membuat ukuran Mouse membesar. Yang paling bikin gemas, Mouse akan diam jika ekornya kita pegang!
Robot buatan Ferrari bersaudara lainnya yang tak kalah heboh adalah R2-D2. Fans film Star Wars pasti kenal dengan R2-D2 (dipanggil Artoo). Robot dengan tubuh silinder berwarna perak-biru, serta kepala berbentuk setengah bola itu adalah salah satu robot yang paling dicintai sepanjang masa.
Tiruan yang dibuat Mario dan Giulio dengan LEGO tidak sama persis dengan Artoo asli, tapi memiliki hampir semua bagiannya. Kaki-kaki Artoo LEGO juga dilengkapi dengan roda yang digerakkan oleh dua buah motor. Kepalanya bisa berputar seperti Artoo sungguhan dan dilengkapi sensor cahaya. Sayang, Artoo LEGO ini belum bisa berbicara.
Kit lain yang setara dengan kit LEGO Mindstorms adalah kit robot dari Fischertechnik. Kit buatan Jerman ini selama bertahun-tahun telah digunakan dalam kelas-kelas robotika di seluruh dunia. Harga kit Fischertechnik sedikit lebih mahal dibanding LEGO Mindstorms, namun tantangan yang ditawarkannya pun lebih menggoda.
Proyek yang paling murah tapi juga paling menantang adalah menyulap barang bekas menjadi robot. Ya, barang loak, terutama yang berasal dari komputer serta asesorisnya. Disk drive. CD-ROM, dan printer bekas penuh dengan motor dan roda bergigi. Tentu butuh kreatifitas tinggi untuk membuat robot dari bahan baku seperti itu. Yang jelas, jangan sia-siakan mereka karena mereka sangat berpotensi menjadi robot.
Chris Barron (http://www.generation5.com/) punya ide kreatif untuk mengubah disk drive menjadi robot. FloopyBot, begitu Chris menamai mobile robot beroda tiga itu. Hebatnya, disk drive yang digunakan tetap utuh, hampir tidak dibongkar.
Selain sebuah disk drive 3½ inch bekas (yang baru pun harganya tidak sampai 100 ribu rupiah), bahan yang dibutuhkan hanyalah kawat berdiameter 3 mm, roda mobil-mobilan, karet gelang pipih, lem epoxy, kabel, solder, dan 4 buah baterai AA beserta tempatnya. Bahan-bahan itu relatif murah dan mudah didapat.
FloppyBot dapat kita hubungkan dengan PC atau mikrokontroler lalu kita program agar dapat berjalan. Cara yang lebih praktis adalah membuat alat kendali untuk roda depannya. Chris menggunakan IC 555 yang populer itu untuk mengendalikan FloppyBot-nya dan membuat teman-temannya terkesan.
Nah, menarik bukan? Kenapa tidak mulai belajar membuat robot dari sekarang? Mulai saja dari yang kecil dan sederhana. Ditanggung asyik dan bikin kita makin kreatif!
Sirobotika
0 comments:
Post a Comment